Jumat, 31 Juli 2015

TENTANG FOTO

Apakah para wanita salafi (bermanhaj salaf)
memajang fotonya? Memamerkan auratnya?
Menampilkan wajahnya?
Mereka memajang foto makhluk non bernyawa
sebagai profile ficture. Ada gambar pemandangan,
bunga, buah, bangunan, pantai, dan lain-lain. Di
dunia nyata umumnya mereka pakai cadar lho.
Amat jarang ditemui mereka yang menampilkan
fotonya walaupun hanya sekedar foto bercadar.
Kalaupun ada diantara mereka yang tidak
bercadar di dunia nyata, mereka tetap tidak akan
menampilkan foto wajahnya di facebook.
Kenapa?
Pertama:
Mereka pemalu lho. Pemalu banget. Ngga
percaya? Coba deh ngumpul ama mereka.
Jangankan menampakkan aurat, jika wajah
mereka terlihat oleh laki-laki maka ini akan
membuat mereka malu banget. Wajah mereka
tertunduk jika ada lelaki-lelaki.
Siapa teladan mereka? Pas ane nulis bagian ini,
ane teringat apa yang dikatakan Asma’ binti Abu
bakar radhiyallahu anhuma. Beliau (Asma’)
berkata:
“Kami menutupi wajah-wajah kami dari
pandangan kaum laki-laki dan kami menyisir
rambut kami terlebih dahulu ketika hendak
melakukan ihram.”[1]
Begitu pula apa yang dikatakan Aisyah radhiallahu
‘anha:
“Adalah para pengendara melewati kami
sedangkan kami tengah berihram bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Apabila
para pengendara tersebut melewati kami, maka
masing-masing dari kami menutupkan jilbabnya
dari kepalanya agar menutupi wajahnya. Dan
ketika mereka berlalu maka kami pun
membukanya kembali.”[2]
Mereka paham kalau wajah adalah kumpulan
titik-titik pesona yang mampu menyihir laki-laki.
Luar biasa cara pandang mereka. Indah nian
kepribadian ini. Malu yang ada di hati mampu
menjadikan mereka seperti ini.
Coba deh liat saudari muslimah kita yang lain.
Foto-foto mereka membanjir diupload. Dengan
gaya inilah, gaya itulah, narsis gini, narsis gitu,
buka aurat, de-el-el lah. Wah, yang seperti ini
memang tak enak dipandang.
Kedua:
Penyebab kedua ini ada kaitannya dengan hukum
bercadar apakah wajib atau sunnah dan hukum
foto makhluk bernyawa yang berbentuk file.
Namun disini tidak akan dibahas perbedaan ini.
Katakanlah sebagian kecil dari mereka memahami
cadar sebagai suatu yang sunnah plus mengikuti
kebolehan foto makhluk bernyawa dalam bentuk
file.
Apakah ini memberikan kesempatan untuk
menampilkan wajah mereka di Facebook? Bisa
jadi namun kebanyakan dari mereka amat sangat
jarang melakukan ini. Kenapa? Karena, selain
rasa malu, mereka menilai tindakan ini tidak
bermanfaat. Malah akan menjadi bulan-bulanan
bagi laki-laki.
Apa sih manfaatnya cewek-cewek salafi kayak
gitu?
Wah, ane kurang nyaman manggil dengan istilah
‘cewek’. Ane pakai istilah ‘akhwat’ aja ya. Mereka
itu, akhwat salafi, dengan sikap baik mereka
seperti itu punya kontribusi lho buat akhwat
lainnya. Apa itu?
Pertama:
Mengurangi maksiat laki-laki. Coba deh kalau ada
akun facebook wanita cantik buka aurat plus
tidak berhijab syar’i, senyumannya menggoda,
kulitnya bening, sering banget ngupload foto
dengan berbagai fose, so pasti laki-laki akan
berduyun-duyun nge-add tu cewek plus ngajak
chat, nginbox plus surcribe bin langganan. Bukan
begitu?
Bandingkan dengan akhwat-akhwat salafi yang
jauh dari kesan kayak gitu. Jauh banget bedanya.
Mungkin ngga laki-laki berpikir untuk “menzinai”
wanita walaupun hanya dalam dunia hayalnya
pas melihat akun akhwat salafi yang fotonya
pakai bunga, updates status Al-Quran dan
penjelasan hadits, nggak pernah ngeluh, nggak
pernah ngomong jorok/vulgar di status? Ngga
mungkin lah.
Kedua:
Mereka memberikan teladan yang baik buat
rekan-rekan muslimah yang lain. Nggak sedikit
lho muslimah yang lainnya ikut “style” mereka.
Muslimah yang lainnya pada “iri” begitu hebat
akhwat salafi memegang teguh prinsip apalagi
zaman sekarang yang katanya zaman buka-
bukaan^.^
Ketiga:
Ini langkah aman lho yang bermanfaat untuk para
istri yang suaminya suka lirik sana-sini apalagi
keberadaan suami yang ‘lancar’ berselancar di
FB. Dengan keberadaan akhwat salafi di FB dan
akhwat-akwat lain yang ngikutin trend mereka
maka jelas ini ngurangin kesempatan buat si
hidung belang.
Keempat:
Jauh dari tabarruj. Inilah salah satu
“kenyamanan” kalau kita lagi buka facebook.
Tidak mengganggu mata, hati dan pikiran.
Mengenakkan mata kalau para cewek (eh,
akhwat) bisa meneladani ‘gaya’ mereka yang jauh
dari tabarruj.
Para akhwat salafi paham kalau tidak ada udzur
syar’i yang memperbolehkan hal itu.
Mereka tak mau menanggung dosa lelaki yang
bermaksiat karena ulah mereka.
Mereka tahu bahwa banyak tangan jahil dan usil
yang mengoleksi foto-foto wanita lalu
menyebarkannya di dunia maya.
Mereka memahami bahwa sangat mungkin bagi
laki-laki untuk menelanjangi mereka dalam dunia
hayal.
Mereka sadar bahwa syaitan bangga dan
terbahak-bahak nantinya.
Mereka sadar bahwa syaitan menghias mereka
dengan begitu indahnya di pandangan mata laki-
laki.
Mereka sadar bahwa syaitan akan
menyesatkannya dan menyesatkan kaum laki-laki
dengan ulah mereka jika mereka bertabarruj.
II. INTERAKSI LAWAN JENIS
Walaupun tidak semuanya, tak sedikit di antara
mereka yang hanya berteman dengan sesama
wanita. Mereka memahami kalau hati itu lemah
apalagi jika berhadapan dengan badai fitnah
lawan jenis. Mereka merasakan bahwa jiwa
mereka didominasi oleh perasaan. Mereka merasa
risih lho kalau ada laki-laki berada dalam akun
mereka.
Ada pula yang tetap berkawan dengan laki-laki
namun tetap menjaga adab-adab sebagai
muslimah. Mereka tidak sembarang berteman
dengan laki-laki. Barangkali akun laki-laki yang
membagikan postingan-postingan bermanfaat
yang akan mereka add.
III. GRUP KHUSUS AKHWAT
Mereka punya grup FB tersendiri lho khusus
muslimah yang membahas tema-tema umum
maupun agama terutama tema khusus wanita,
misalnya bagaimana “membahagiakan” suami,
tips masak, pakaian maupun perlengkapan khusus
muslimah, ibu hamil, dan lain-lain.
IV. LIKE/SUKA
Mereka nge-like halaman/page yang nambah ilmu
dan wawasan baik tentang islam maupun yang
sifatnya keduniaan misalnya page tentang
masakan, kesehatan, ibu hamil, dan lain-lain deh.
Mereka ngga bakal like page artis/aktor korea lho
kayak Lee Min Ho, Hyun Bin, Rain, Kim Bum, Kim
Hyun Joong, Kim Joon maupun page lain yang
jauh dari kesan bersahaja. wallahu a'la
End Notes:
[1] Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al-
Hakim, ia berkata: “Hadits ini shahih berdasarkan
syarat Al-Bukhari dan Muslim. Hal ini disepakati
oleh Adz-Dzahabi.”
[2] Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Ibnu
Majah, Ad-Daaruquthni dan Al-Bahaqi

Mengungkap Akun FB Akhwat Salafi - Islampos -https://www.islampos.com/mengungkap-akun-fb-akhwat-salafi-…/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar