Sabtu, 05 September 2015

Yahudi Menggenggam Dunia


MIRABEAU berhasil membawa Duke Durlian ke dalam Free Masonry Nasional Prancis yang dikenal dengan sebutan The Blue Masonry. Kurang lebih empat tahun kemudian, Duke Durlian kekayaannya terkuras, dan dia sendiri memikul beban hutang dalam jumlah besar.
Tidak ada jalan lain baginya untuk membayar hutang-hutangnya kembali, kecuali harus menempuh jalan hidup yang bisa melepaskan bebannya. Kemudian dia mengambil jalan pintas dengan melakukan kegiatan penyelundupan dan perdagangan barang-barang terlarang, dengan maksud untuk bisa membayar hutang-hutangnya. Akan tetapi, petualangan bisnisnya justru membuat Durlian lebih dalam terjerumus dalam lembah hutang. Pada tahun 1780 hutangnya telah mencapai 800.000 Franc. Angka itu merupakan jumlah yang sangat besar menurut ukuran pada masa itu.
Setelah itu, para sesepuh Yahudi melihat saatnya telah tiba untuk menjerat mangsanya lebih kuat, berkat kecerdasan Mirabeau. Para pemilik modal Yahudi mendekati Durlian dengan bujuk rayu menggiurkan, sehingga Durlian terperdaya menggadaikan harta miliknya, tanahnya, bahkan istananya ‘Palais Royal’ yaitu istana kerajaan khusus untuknya atas pemberian raja. Istana itu dijadikan jaminan hutang-hutangnya kepada para pemilik modal Yahudi itu.
Durlian tidak menyadari, bahwa tindakannya itu akan menjerumuskan dia ke dalam perangkap setan. Kekuatan yang terselubung telah mengutus seorang Yahudi asal Spanyol untuk menjalankan aksi mengawasi harta kekayaan Durlian, berikut Palais Royalnya. Utusan itu adalah Coderlos De Lalco, yang dikenal sebagai penulis buku cerita ‘Hubungan Berbahaya’ dan karya percintaan lainnya yang bernafas cinta dan seks. Ia juga dikenal sebagai penulis karya permissivisme moral dan kebebasan seks.
Antara karya-karya itu dan pembahasan ini tidak ada kaitannya apa-apa. Akan tetapi, karena karya itu telah menjadikan istana Palais Royal sebagai tempat mesum paling populer, maka hasil karyanya sering disebut-sebut orang. Demikianlah sebuah istana kerajaan telah dijadikan sarang kemaksiatan. Para pengunjungnya yang rata-rata kelas elit bisa menyaksikan berbagai jenis pertunjukan seks dan gambar-gambar porno, yang sulit diungkapkan dalam bentuk kata-kata.
Bukan hanya itu. Fasilitas lengkap tersedia juga untuk mempermudah setiap pengunjung melakukan keinginannya, tanpa ada kesulitan apa pun. Dalam menjalankan tugasnya, Coderlos tidak hanya sendirian. Ia berkawan dengan orang bernama Callistro, seorang Yahudi asal Italia yang nama aslinya Joseph Palsemo. Dialah yang menjadikan villa-villa 40 Durlian tidak terkena hukum Prancis, sebagai pusat penerbitan selebaran-selebaran untuk memanaskan suasana revolusi, di samping menyebar hasutan tajam terus menerus.
Selain itu, Callistro juga mengatur pertemuan-pertemuan akbar, berbagai pertunjukan, ceramah umum dan diskusi, dengan tujuan untuk menggalakkan gejolak dan semangat publik. Jaringan mata-mata juga dipasang di mana-mana untuk mengetahui perkembangan dan skandal yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang diincar oleh Kekuatan terselubung. Setelah itu dilakukan operasi gosip terencana, agar mangsanya jatuh di mata umum.
Oleh sebab itu, banyak pria dan wanita terpandang menjadi gelisah, khawatir menjadi tumbal mafia yang dipimpin oleh De Lalco dan Palsemo itu. Tidak sedikit diantara mereka terpaksa tunduk kepada kehendak mafia itu. Dengan demikian harta kekayaan Duke Durlian telah berubah menjadi pusat. Wallaahu A'lam
Sumber: Yahudi Menggenggam Dunia/ William G. Car/Pustaka Al-Kautsar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar