Jumat, 09 Oktober 2015

TENAR DI LANGIT


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Terkenal..
Itulah impian banyak manusia yang hidup di dunia ini.
Tenar.. populer..
Itulah cita-cita banyak terutama kaum muda.
Sehingga dibuatlah sekian banyak acara untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Segala sesuatu yang berbau "IDOL" salah satunya adalah untuk mewujudkan ketenaran atau popularitas yang diimpikan oleh banyak manusia.
Untuk mencapai ketenaran banyak jalan yang dilakukan.
Orang Arab mengatakan: 
خَالِفٌ تُعْرَفُ
"Berpenampilan bedalah niscaya engkau akan terkenal."
Dari kaidah inilah kemudian, supaya terkenal banyak orang merubah penampilannya.
Kalau orang lain rambutnya hitam, dia tampil beda dengan rambut yang merah atau orange atau hijau supaya tampil beda.
Atau dia memakai kendaraan yang mungkin "nyeleneh".
Yang lainnya pakai sepeda biasa, dia pakai sepeda yang begitu tinggi.
Dia tidak memperhatikan capeknya dia, yang penting dilihat sama orang.
Dan lebih parah dari itu, kalau pingin terkenal, yang lainnya keluar rumah pakai baju lengkap, dia keluar rumah tanpa busana.
Makanya penyanyi-penyanyi yang terkenal salah satu penyebabnya adalah manakala mereka berani "nyeleneh" supaya terkenal dan populer.
Itulah ketenaran di dunia.
Kenapa orang mencari ketenaran di dunia?
Tentu ada tujuannya.
Apa sih enaknya tenar di dunia?
Kata sebagian orang: "Enak dong, karena kita kemana-mana akan dimintai tanda tangan," misalnya.
Atau mungkin juga kalau kita terkenal diminta foto dengan orang-orang yang setiap kita ketemu di jalan.
Atau mungkin juga kalau lewat akan ada orang bisik-bisik.
"Itu yang dulu kelihatan di TV "
Dan seterusnya.
Itukan enaknya tenar?
Pernahkah kita berfikir sisi negatif atau tidak enaknya orang tenar?
Apa ada?
Ada!
Orang yang tenar, privasinya akan sulit untuk dijaga sehingga orang berusaha untuk mengetahui setiap apa yang ada dalam diri orang terkenal tersebut.
Luar dalamnya siap untuk ditelanjangi dan "diblejeti" sebagai seorang tokoh misalnya atau sebagai seorang artis.
Dari situlah kemudian muncul acara-acara televisi yang intinya adalah gosip, membicarakan tentang aib-aib orang yang terkenal.
Enakkah anda seperti itu?
Dimana-mana dikejar orang, paparazzi (tukang foto gelap) berusaha untuk mengambil gambar anda dalam kondisi yang anda tidak suka sebenarnya untuk diambil gambarnya.
Apakah enak seperti itu?
Inilah ketenaran di dunia.
Ada satu ketenaran yang sering dilupakan oleh banyak orang.
Karena mungkin banyak di antara mereka yang tidak tahu bahwa ada ketenaran yang lebih istimewa, lebih menguntungkan dan lebih tenar daripada tenar di dunia.
Apakah itu?
Tenar di langit
Tenar di langit??
Ya, tenar di langit.
"Apa maksudnya, Ustadz?"
Orang mencari ketenaran di dunia padahal sebenarnya kita juga bisa mendapatkan ketenaran di langit.
"Apa ketenaran di langit itu, Ustadz?"
Ketenaran di langit adalah manakala nama kita dikenal di langit.
Dikenal oleh siapa?
Oleh para malaikat yang ada di langit dan juga oleh Allāh Subhanahu wa Ta'ala.
Kalau misalnya kita bandingkan; kita membuat sebuah studi perbandingan antara ketenaran di bumi dengan ketenaran di langit, jelas lebih tenar orang yang tenar di langit daripada orang yang paling tenar di bumi.
"Kok bisa, Ustadz?"
Ya, karena sejatinya penduduk langit itu lebih banyak daripada penduduk bumi.
Sebab apa?
Sebab langit itu lebih padat penduduknya daripada penduduk bumi.
"Wah, Ustadz ini yang bener aja, memang Ustadz pernah lihat ke langit apa?"
Tidak !
Saya hanya menyampaikan seperti apa yang disampaikan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika Beliau bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, hadist ini isnadnya dinilai shahih oleh Imam Al-Hakim.
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam,
أَطَّتِ السَّمَاءُ وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ ، مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ
"Langit mengeluarkan suara (deritan) dan dia berhak untuk mengeluarkan suara karena tidak ada sebuah tempat seluas 4 jari kecuali di situ ada seorang malaikat yang meletakkan dahinya bersujud untuk Allāh."
Anda punya dipan?
Kalau dipan itu sudah tua, dari bambu, sudah agak reyot, kemudian ada orang yang gemuk, badannya besar, duduk di situ.
Apa suaranya?
Kriet..kriet.. (karena) keberatan muatan.
"Kenapa kok bisa langit itu keberatan muatan, sedemikian luasnya keberatan muatan?"
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam,
"Setiap jarak 4 jari (empat jari itu berapa senti? 5 sentikah, 6 sentikah, 4 sentikah?) ada 1 malaikat yang mana malaikat itu meletakkan kepalanya, sujud kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
Itulah tingkat kepadatan penghuni langit.
Jadi setiap jarak 4 jari ada satu penghuni.
Bayangkan seluas langit yang ada di atas kita ini, setiap jarak 4 jari ada 1 malaikat !
Bandingkan dengan kepadatan penduduk yang ada di muka bumi ini !
Cari pemukiman perkampungan yang paling padat, dimana coba?
Di Jakarta?
Cari ada pemukiman yang ditinggali oleh setiap 4 senti ada 1 manusia !
Tidak ada.
Jalannya saja paling sempit 1 meter, bisa lewat untuk satu motor.
Itulah perkampungan yang paling sempit.
Jadi kalau misalnya anda tenar di bumi sebenarnya tidak ada apa-apanya dibandingkan seandainya anda tenar di langit.
Ini kita baru perbandingan tentang kuantitas, tentang orang yang mengenal kita atau mahluk yang mengenal kita.
Belum kalau misalnya kita bandingkan keuntungannya.
Keuntungan tenar di langit, jelas luar biasa.
Anda akan dikenal oleh para malaikat, anda akan diingat oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla sehingga anda akan dicintai oleh malaikat, akan dibantu oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Anda punya keinginan akan dikabulkan oleh Allāh, anda punya kebutuhan akan dibantu oleh Allāh Jallā wa 'Ala.
Dan tidak ada ruginya tenar di langit.
Beda dengan tenar di bumi. Tenar di bumi privasi kita akan terganggu tapi orang tenar di langit tidak ada ruginya.
Tidak ada ruginya orang itu tenar di langit.
Kenapa?
Karena dia itu senantiasa mendapatkan bantuan dan pertolongan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Yang jadi pertanyaan adalah:
"Bagaimana caranya supaya anda bisa tenar di langit?"
Caranya, ada beberapa hadist Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang berbicara masalah itu.
Diantaranya adalah sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Mājah dan hadist ini dinilai shahih oleh Imam Al-Hakīm dan juga Syaikh Al-Albani.
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam,
إِنَّ مِمَّا تَذْكُرُونَ مِنْ جَلَالِ اللَّهِ التَّسْبِيحَ وَالتَّهْلِيلَ وَالتَّحْمِيدَ يَنْعَطِفْنَ حَوْلَ الْعَرْشِ لَهُنَّ دَوِيٌّ كَدَوِيِّ النَّحْلِ تُذَكِّرُ بِصَاحِبِهَا
"Sesungguhnya diantara dzikir yang bisa kalian gunakan untuk mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah Tasbih, Tahmid dan Tahlil, (kalimat-kalimat mulia tersebut) akan berputar mengelilingi 'Arsy.
Kalimat-kalimat tersebut mengeluarkan suara dengungan seperti dengungan lebah karena mereka menyebut-nyebut nama orang yang mengucapkan empat kalimat mulia tadi."
Di dalam riwayat lain ditambahkan Takbir.
Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menceritakan bagaimana dampaknya manakala kita membaca kalimat - kalimat tersebut.
Kata Beliau,
"Kalimat-kalimat mulia tersebut akan berputar mengelilingi 'Arsy."
Apakah itu 'Arsy?
Di atas kita ada langit, langit dunia ini adalah langit shaf pertama.
Di atas langit lapis pertama ada langit kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh.
Di atas langit ketujuh ada samudera, di atas samudera ada 'Arsy.
Di atas 'Arsy ada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Di sanalah kalimat tersebut akan berputar mengelilingi 'Arsy.
Cukup sampai disitu?
Tidak.
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam,
"Ketika kalimat-kalimat tadi berputar mengelilingi 'Arsy, kalimat-kalimat tersebut mengeluarkan suara dengungan seperti dengungan lebah."
"Kenapa Ustadz, kok ngeluarin suara? Apa suara yang mereka keluarkan?"
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam,
"Mereka mengeluarkan suara tersebut karena mereka menyebut-nyebut nama orang yang mengucapkan empat kalimat mulia tadi."
Jadi kalau anda termasuk orang yang rajin mengucapkan empat kalimat tadi maka nama anda akan terus bergaung, terus terkenal, terus tersebut di langit sehingga nama anda tidak asing.
Akan terus harum di langit, akan dikenal oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, akan dikenal oleh para malaikat.
Sehingga apa?
Sehingga ketika anda menghadap kepada Allāh Jallā Wa 'Ala , anda akan menghadap dalam keadaan nama anda sudah dikenal di sana, sudah ada nama anda di sana.
Sebaliknya, seandainya anda tidak pernah dzikir dengan kalimat-kalimat tersebut maka anda akan menjadi orang yang asing, tidak ada yang mengenal anda ketika anda pergi ke sana.
Mā syā Allāh, alangkah meruginya..
Manakala kita mengucapkan kalimat-kalimat tersebut maka ketika kita menghadap kepada Allah Jallā wa 'Ala nama kita sudah dikenal di sana.
"Fulan bin Fulan" sudah sering kita dengar karena dia sering membaca kalimat-kalimat mulia tersebut.
Maka, anda ingin tenar di langit?
Perbanyaklah untuk mengucapkan kalimat Tasbih, Takbir, Tahmid dan Tahlil di segala kesempatan yanga mungkin kita ucapkan.
Ketika kita sambil duduk, sambil berbaring, sambil berjalan, sedang beraktivitas entah kita di toko, di sawah, di atas motor, di atas mobil.
Perbanyaklah untuk mengucapkan:
"Subhanallāh, Alhamdulillāh wa Lā Ilāha Illallāh Wallāhu Akbar."
Niscaya anda akan menjadi orang yang tenar.
Tenar di mana ?
Tenar di langit.
والله تعالى أعلم 
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
(KAJIAN ISLAM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar