Sebuah foto bocah bermata lebam tengah mengejutkan netizen negeri
Ini. Anak perempuan itu bonyok bukan karena dipukuli oleh ibu atau
bapaknya melainkan gara-gara kabut asap! OMG, ternyata kabut asap
menyebabkan efek lebih mengerikan dari yang kamu duga.
Foto
tersebut bersamaan dengan sebuah surat terbuka yang diedarkan lewat
media sosial Facebook tengah menjadi perbincangan hangat di Internet.
Surat ini menyindir Presiden Republik Indonesia Joko Widodo alias Jokowi
soal kelambanannya menanggulangi kabut asap di beberapa tempat di
Indonesia.
Dia turut menyertakan sebuah foto yang bikin miris.
Foto seorang bocah perempuan nampak lebam seperti habis dipukuli. Namun
ternyata foto ini bukan efek dari digebuki tapi karena parahnya kabut
asap. Berikut surat terbuka yang ditujukan langsung pada Presiden
Jokowi:
Coretan untuk Bapak Presiden Jo.. Selamat subuh Pak Jo,
Di Palembang pagi, siang, sore, dan malam seperti kabut di hari subuh,
Indah sekali..bak negara diatas awan abu.. Ada jutaan orang berteriak
menyerukan asap Kepada manusia terpilih,di belahan bumi,bernama
Indonesia Pak jo, sudah seminggu ini.. Anak saya 4jam sekali harus
nebulasi (alat uap) Bapak tentu tau?
Beruntung saya mampu beli
loh pak (kalimat sombong-nya), beruntung uang saya masih banyak untuk
sekadar foya-foya, opname beberapa hari.. Tapi saya tidak sanggup
membeli alat semprot asap,utk mengeluarkannya dari petak rumah saya.
Beruntung saya mampu beli TV dan mengisi kuota internet smartphone untuk
sekadar membuka youtube lagu-lagu anak,mengalihkan mereka untuk tdk
bermain diluar kamar.. Tapi saya tidak sanggup memanggil guru dan
teman-teman sekolahnya,membayar mereka untuk bisa seperti bersekolah
dirumah..
Seminggu ini kedua anak saya (yg sulung dan tengah)
menikmati permen pahit nya (baca : obat) Suara dalam tubuh nya seperti
rongsokan mobil tua..kroook..kroook.. Indah sekali jika saya alunkan
bersama angklung Ketika malam,mereka tdk bisa tidur nyenyak, karena
sibuk bernyanyi dengan sesak Mereka senang memakai masker sponge bob
sepanjang hari,yang terkadang kedodoran di pipi tembamnya Lucu sekali,
masker si Khenzy masih penuh iler.. Dan tidak pernah mau
diganti..walaupun sudah basah dan bisa diperas..
Di wajah mereka
terekam sebuah cerminan Indonesia kecil yang penuh pengharapan.. Apa
(kaum) mereka masih memiliki umur panjang untuk berharap? Dan Si bungsu
Khenzo,anak saya yang usia nya baru saja 7hari.. Betapa bangga dia sudah
punya ingus, mengalir bak susu kental manis dipucuk sepotong roti.. Dia
juga senang, bisa minum obat bersama dengan kedua kakak-nya di usia
sangat dini
Bapak Jo.. Saya senang, Memiliki waktu lebih lama
dikala malam dengan anak-anak,karena mereka sibuk berlatih mengasah nada
dengan nafas yang sesak Saya senang, Tidak perlu mengantar kedua nya ke
sekolah Toh SPP tetap (sanggup) saya bayar Saya masih layak untuk
bersyukur…
Saya senang berpijak di belahan dunia dimana bapak
duduk di kursi paling tinggi.. Saya tdk perlu memikirkan dollar yang
melambung diantara ranting pepohonan mahoni, Bak bola yang terlempar
oleh kaki.. Saya senang, Tidak perlu memikirkan sakit nya orang banyak,
karena semua sudah bapak biaya-i Saya senang, Hari ini listrik padam,
besok air berhenti, lusa para binatang mati..entah minggu depan apa
genteng rumah saya tertimpa asap berat karena polusi? Saya senang,
Banyak orang sekolah dengan gratis, sekolah tanpa perlu bersepatu karena
lantai mereka adalah tanah dan dinding mereka adalah ilalang Saya
senang, Melihat jingga yang kini berubah warna menjadi merah..
Ahhh, sudahlah.. Yang penting, matahari di negeri ini masih betah untuk
menyengat.. Menyengat peluh diantara keluh pun keringat si pengemis,
pengumpul botol aqua dan kardus bekas.. Saya senang, Suami saya adalah
pemerintah yang tetap setia mengikuti apel paginya..
Pak Jo.. Ini
foto yang diambil adik saya si calon dokter, kemarin..di rumah sakit
orang miskin (baca : tidak mampu). Badannya bungkuk, Matanya lebam biru,
Nafasnya turun naik, batuknya seperti lagu Hari merdeka..bersemangat!!
Dia terbatuk-batuk hingga pingsan.. Ibu nya menggunakan sandal jepit,
berbaju daster koyak, berlari, menjerit, menangis, kebingungan..mencari
pertolongan.. Pembuluh darahnya nyaris pecah karena batuk yang parah..
Bapak nangis? Sudah,jangan sedih dulu.. Ada banyak pasien antri dengan
kasus yang lebih berat pak.. Ada banyak muka kesusahan Ibu yang bayi-nya
menghitung sisa umur.. Ada banyak Ayah yang sedang menjual kompornya
untuk biaya rumah sakit.. Ada banyak pelacur yang menjajahkan “kue”
untuk sekadar menyekolahi anak haram-nya..
Saya justru mau nangis
karena Bapak.. Tidak sepatutnya orang-orang meneriaki bapak,memaki-maki
bapak.. Karena bukan Pak Jo yang membakar hutan, Bukan Pak Jo yang
menyebarkan asap, Bukan Pak Jo yang menghentikan hujan Bukan Pak Jo yang
membuat sakit atau miskin si Indonesia.. Toh, saat ini..Bapak Jo malah
foto-foto bersama ratusan tentara yang siaga! Berusaha menutup rapat
nyengir, karena bapak tentu bekerja keras.. Keras sekali, sehingga
keringat lupa untuk mengucur di kulit hitam yang terjilat panas-nya
api.. Bapak Jo ikut shalat dibarisan paling depan, Bermunajat meminta
Tuhan meminjamkan hujan nya sebagai ganti dari air mata yang
terpenjara..
Tapi, Seorang Bapak tetaplah Bapak.. Memiliki
kendali sebagai kepala didepan buntut dan diatas kaki Adalah anak-anak
kami yang penuh dengan pengharapan di hari esok.. Ketika Bapak Jo atau
saya mungkin sudah menciumi bau tanah dan berbaur dengan cacing… Mereka
(termasuk anak saya : Khenza,Khenzy,Khenzo yang saat ini sedang
terbaring lemah berebut hirup udara segar).. Berharap, ketika sore di
bulan september mereka bisa menaikkan layang-layang dan bermain petak
umpet di bumi Indonesia ini..Berharap, hijau n ya rumput bisa kembali
terlihat (tidak seperti sekarang, yang mana kita hidup di negara
zombie..semua tampak putih abu-abu..), Berharap, ketika merah putih
dikibarkan, tangan mereka lantang untuk hormat bukan karena sekadar taat
kepada presiden..
Dan Saya, Seorang Ibu yang saat ini berharap anak saya sembuh dengan cepat.. Atau paling tidak, anak saya kebal oleh asap..
Mercuvillia soniszta 30sept2015, tengah malam
(Tengah bertepuk dengan nyamuk dan ketiga anak saya baru saja tertidur pulas)
#ASTAGHFIRRULLAAHALADZIIM....
#ASTAGHFIRRULLAAHALADZIIM....
Noted ; foto ini tdk bermaksud untuk menghina,merendahkan,atau
mengeksploitasi anak dibawah umur , hanya untuk menyadarkan sesama :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar